Dari Pembalut Kita Belajar...

November 12, 2022

Pernahkah kamu membayangkan, apa yang akan berbeda, jika dahulu pilihan yang kamu ambil berbeda?

Hidup adalah pilihan. Itulah yang pernyataan yang diajarkan ketika saya atau mungkin teman-teman semua masih ada di jenjang sekolah dasar ketika belajar pendidikan agama tentang perilaku manusia yang bisa memilih ingin berbuat baik atau jahat, hitam atau putih. Itulah yang dinamakan takdir. Dalam ajaran keyakinan saya, takdir yang diberikan oleh Tuhan YME itu dua yaitu takdir mubram dan muallaq. Singkatnya takdir mubram adalah ketentuan mutlak yang sudah diberikan Tuhan YME dan kamu tidak bisa mengubah hal tersebut, seperti di kamu tidak bisa memilih dari orang tua mana kamu dilahirkan. Sedangkan, takdir muallaq adalah ketentuan yang diberikan Tuhan YME yang mengikutsertakan peran manusia, seperti kamu bisa memilih kamu ingin dikenal seperti apa ketika kamu meninggal. Seperti kutipan yang dari Bill Gates itu:

"If you are born poor, it's not your mistake but, if you die poor, it's your

mistake." - Bill Gates

Tentu saja tulisan ini tidak akan membahas tentang takdir mubram atau sesuatu yang tidak dapat kamu kontrol karena tidak ada yang bisa kita lakukan selain menerima hal tersebut acceptance seperti yang dijelaskan dalam siklus Kübler-Ross. Dengan menerima, kita bisa membangun sebuah realita baru yang mungkin akan berbeda dan mulai dapat berpikir lebih positif terhadap hidup. Dari situlah kita akan memaksimalkan usaha kita untuk mencapai apa yang diharapkan atau mengukir takdir (muallaq) kita sendiri.


Gimana-gimana? Kok  tiba-tiba sudah menerima lagi? Apa yang diterima? Santai-santai, itu belum masuk ke pokok bahasan kali ini. Disini aku ingin mengenalkan kepada kalian salah satu hal yang akan aku tonton kembali ketika sedang mengambil jeda dan butuh semangat. Film yang kumaksud itu berjudul PAD MAN, yang merupakan salah satu dari beberapa daftar film yang sering aku ulang tonton untuk pengingat dan pemberi semangat. Entah kenapa selalu ada hal baru yang bisa aku dapatkan ketika menonton film ini yang tentu akan aku coba jabarkan melalui tulisan ini.

Source: Netflix

Sebelum lanjut, aku ingin bertanya kembali kepada kalian. Pernah nggak sih dalam hidup ini kamu punya pilihan A, B, atau C. Lalu dengan segala pertimbangan, akhirnya kamu memilih A. Namun setelah menjalani A, kamu bertanya-tanya gimana ya jika kamu memilih B atau C? Itulah yang aku rasakan beberapa waktu lalu dan mencoba bertanya kepada teman dekat melalui unggahan Instagram cerita dengan fitur teman dekat (close friend). Melalui pertanyaan tersebut 17 dari 17 orang yang ada dalam daftar tersebut menjawab pernah ditambah dengan cerita mereka masing-masing. Aku memang percaya bahwa manusia memang diberikan pilihan walau dalam konteks yang berbeda-beda.

Memang berandai-andai itu terlihat nikmat karena yang terbayang adalah hal yang bagus-bagusnya saja. Bagi saya sendiri, apabila saya sudah ada di titik itu, itu sudah memberikan bendera merah yang membuat saya lebih awas supaya tidak terlalut-lalut. Karena itu saya akan mengambil jeda untuk saya sendiri dan salah satunya adalah dengan menonton salah satu daftar film yang akan memberikan saya semangat, dalam hal ini adalah PAD MAN. Film yang menceritakan seorang putus sekolah dari keluarga miskin di India selatan yang telah merevolusi kesehatan menstruasi bagi perempuan pedesaan dengan inovasi mesin sederhana yang dapat digunakan untuk membuat pembalut murah. 

Inovasi. Sebuah kata yang sudah tidak asing lagi saat ini. Kata ini seringkali dieksploitasi dalam media massa, sosial, atau bahan ajaran yang mendorong kita untuk berinovasi. Tentu itu bukan hal yang salah karena pada hakikatnya inovasi ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang diiringi peningkatan atau kemajuan. Kita seringkali kita terlena hanya mendengar kisah suka kesuksesan inovator, yang tanpa kita sadari bahwa dibalik itu ada duka yang dihadapi. Dalam tulisan ini aku ingin menceritakan kisah seorang inovator yang bernama Arunachalam Muruganantham dijuluki PAD MAN dari sisi yang berbeda dengan Kübler-Ross Grief Cycle atau Siklus Duka Kübler-Ross dari buku yang pernah aku baca On Death and Dying atau dalam buku terjemahan Bahasa Indonesia adalah Kematian bagian dari Kehidupan karya Dr. Elisabeth Kübler-Ross. Singkatnya, siklus ini menjelaskan tahapan-tahapan wajar yang dilalui oleh makhluk hidup dalam hidup mereka ketika mengalami kesedihan.

Dalam konteks ini, hal yang ingin aku sampaikan adalah siklus ini pun terjadi pada seorang inovator. Duka merupakan bagian dari proses inovasi. Adaptasi diagram yang saya rasa tepat untuk menggambarkan tentang proses inovasi dalam film PAD MAN ini digambarkan melalui diagram berikut.

SHOCK AND DENIAL

Itu semua berawal dari keterkejutan PAD MAN pada sang istri membersihkan diri dengan kain kotor pada saat menstruasi  di awal-awal pernikahan mereka. Bahkan saking kotornya, dia pun enggan untuk membersihkan sepedanya dengan kain tersebut. Terlebih lagi dia kecewa karena sang istri tidak boleh berada di dalam rumah dan melakukan aktivitas apapun ketika sedang menstruasi yang berarti dalam setiap bulan seorang perempuan itu akan terdapat sekitar lima hari (dikenal sebagai 5-days test) tidak melakukan apapun. Dia merasa ada ketidakadilan yang terjadi karena perempuan hanya beraktivitas sekitar 10 bulan setiap tahunnya. 

PAD MAN yang mencintai istrinya berinisiatif untuk membelikan pembalut untuk istrinya.  Dia sangat terkejut karena harga untuk pembalut itu 55 rupee, yang mana pada saat itu harga itu sangatlah mahal bagi banyak perempuan di India saat itu karena setara dengan pembelian sembako. Karena rasa cintanya pada sang istri, dia pun membelikan hal tersebut untuk sang istri dengan meminjam uang dari sahabatnya. Sang istri senang ketika menerima pembalut di awan, tetapi mengetahui harga pembalut sangat mahal sang istri menolak karena menganggap bahwa PAD MAN sudah gila. 

PAD MAN mencari pembenaran jika yang sedang dia perjuangkan itu adalah hal yang benar. Tentu saat ini kita tahu bahwa menjaga higienitas itu penting, ini pun didukung saat dia berdiskusi dengan dokter setempat. Dia terkejut bukan main karena tahu fakta bahwa setiap bulan ada sekitar 10 - 12 perempuan setiap bulan mengeluhkan sakit akibat ketidakhigienisan pada saat menstruasi dan meninggal dunia. Terlebih lagi dia pun menemukan fakta bahwa  <1 dari 10 perempuan di desa yang menggunakan pembalut. Setelah dia mendalami permasalahan tersebut dia sadar bahwa di sana bukan tidak ada kesadaran melainkan salah satu faktor utama adalah harga pembalut yang sangat mahal menjadi tantangan utama. Karena itu dia bertekad untuk menciptakan pembalut dia sendiri.

FRUSTRATION

PAD MAN bertekad untuk menciptakan pembalut versi dia sendiri agar istrinya bisa dengan nyaman menggunakan pembalut tanpa diiringi rasa bersalah karena harga yang mahal. Dia membongkar pembalut yang pernah dibeli. Dia bertanya-tanya kenapa kapas yang tipis dan murah pada saat itu bisa dijual sangat mahal sekali sampai 40 kali. Kemudian dia mencoba untuk membuat pembalut versi dia sendiri. Dia membeli kapas, selotip yang kemudian menciptakan kapas yang dibentuk mirip seperti pembalut (saat ini mungkin dikenal sebagai prototipe). Dia memberikan pembalut buatan dia tersebut kepada sang istri dan meminta umpan balik. Tetapi, percobaan pertama dia gagal karena pembalut yang dia ciptakan bocor dan akhirnya mengotori kain sari sang istri. Dia pun dimarahi karena hal itu. 

Dari kegagalan pertama, dia mencoba untuk menciptakan versi perbaikan dari kesalahan pertama. Sang istri bilang bahwa PAD MAN harus menunggu beberapa saat. Dia sadar tidak bisa menunggu sebulan untuk setiap umpan balik, itu akan memakan waktu yang lama. Dia membutuhkan lebih banyak orang untuk mengetes penemuannya. Dia memulai kepada saudara perempuan, tetangga, bahkan usaha dia untuk meminta bantuan kepada mahasiswi kedokteran pun tidak membuahkan hasil. Dia malah dianggap gila, mesum, dan dirasuki setan karena terlalu terobsesi dengan masalah menstruasi perempuan. Hal itu pun sering terjadi pertengkaran antara dia dengan sang istri dan keluarga karena dia telah memberikan aib memalukan pada keluarga pada saat itu.

DEPRESSION

Walau sempat menghentikan penelitian yang dia lakukan karena pertengkaran dengan istrinya, PAD MAN sadar bahwa apa yang dilakukan dia ini adalah benar dan bukan hanya untuk kebaikan sang istri, melainkan keluarga perempuan dia. Akhirnya, dia menguji pembalut yang dia buat untuk dirinya sendiri. Dia menciptakan "rahim" dari karet sepak bola dengan membuat beberapa lubang di dalamnya, dan mengisinya dengan darah kambing. Dia meminta mantan teman sekelasnya, yang seorang tukang daging. Dia akan mengumpulkan darah dan mencampurnya dengan aditif yang dia dapatkan mencegahnya pembekuan darah yang terlalu cepat. Dia berjalan, bersepeda, dan berlari dengan kantung sepak bola di bawah pakaian tradisionalnya, terus-menerus memompa darah keluar untuk menguji tingkat penyerapan pembalutnya. Semua orang mengira dia sudah gila.

Suatu waktu, PAD MAN mencuci pakaiannya yang berlumuran darah di sumur umum dan seluruh desa menyimpulkan dia mengidap penyakit seksual. Penduduk desa menjadi yakin bahwa dia kerasukan roh jahat, dan hendak menghakimi dengan merantai dia terbalik ke pohon. Karena tak tahan dengan malu yang telah dia ciptakan, dia ditinggalkan oleh sang istri, ibu, dan keluarganya. Dia pun dikucilkan oleh penduduk desa. Karena kesedihan mendalam akibat ditinggal sang istri karena alasan dia memulai penelitian ini untuk sang istri  yang akhirnya dia ditinggalkan sendirian dalam hidup setelah perjuangannya selama 18 bulan.

ACCEPTANCE


Dia pun meninggalkan desa dan pindah dengan tekad untuk membuktikan bahwa yang dia sedang usahakan ini bukan aib. Dia belajar lebih lanjut tentang pembalut. Setelah melakukan tes di laboratorium setempat, dia akhirnya sadar setelah 2 tahun bereksperimen bahwa ada perbedaan mendasar dari pembalut yang dijual di pasaran dan pembalut yang dia ciptakan. Kuncinya adalah pada kapas karena pada pembalut yang dijual itu tidak menggunakan kapas biasa melainkan serat selulosa (cellulose fiber). Dari situ dia bertekad untuk mengetahui bagaimana cara membuat serat selulosa untuk pembalut. Dia akhirnya memutuskan untuk bahwa bekerja sebagai pembantu untuk seorang profesor di salah satu perguruan tinggi. Setelah beberapa waktu, dia belajar bahwa untuk menciptakan pembalut itu perlu serangkain proses (Pulverisation, Compression, Interfusion, Sterilization) menggunakan mesin otomatis yang besar dan mahal sehingga sang profesor mengatakan bahwa dia tidak mungkin bisa membuat hal tersebut. Akan tetapi, dia sadar bahwa apa yang bisa dia lakukan dengan kapasitas diri saat itu adalah menciptakan mesin sederhana untuk setiap proses tersebut. 

Dia mulai bereksperimen untuk membedah mesin pembuat pembalut otomatis yang besar menjadi beberapa bagian mesin sederhana yang semi otomatis. Dia bertekad untuk   Prosesnya melibatkan empat langkah yang telah dipelajari dan dia sesuaikan dengan cara yang sederhana. Pertama, mesin yang mirip dengan penggiling dapur memecah selulosa keras menjadi bahan halus, yang dikemas menjadi kue persegi panjang dengan mesin lain. Kue kemudian dibungkus dengan kain non-anyaman dan didesinfeksi dalam unit perawatan ultraviolet. Setelah empat setengah tahun kemudian, ia berhasil menciptakan metode murah untuk produksi pembalut perempuan. 

Namun, perjuangan belum selesai. Dia memang berhasil menjadi pengubah permainan (game changer) di pasar pembalut perempuan dengan menciptakan pembalut yang jauh lebih murah. Harga yang diceritakan dalam film, pembalut buatan PAD MAN berharga 2 rupee sedangkan harga pasaran pada saat itu 55 rupee. Disini dia harus menghadapi tantangan budaya untuk mendobrak status quo mengenalkan hal yang benar kepada masyarakat di India untuk menjalani proses menstruasi yang sehat dan higienis. 

Dalam hal ini, saya melihat bahwa PAD MAN berhasil menyelesaikan masalah ini dengan anggun. Dia mengajak perempuan untuk menjadi bagian dari tim dia. Permasalahan yang bisa dijawab sederhana, hanya sesama perempuan seorang perempuan nyaman membicarakan masalah perempuan. Hal tersebut turut membuat dia lebih bersemangat karena dia memiliki misi untuk menciptakan lapangan kerja bagi perempuan – perempuan seperti ibunya.  Itu pula yang membuat dia teknologi yang ramah pengguna sehingga perempuan pun bisa menggunakan mesin tersebut. Dengan skema bagi hasil, dia berhasil menciptakan lapangan pekerjaan untuk perempuan pedesaan yang tidak bekerja dan berhasil meningkatkan kesadaran kesehatan pada proses menstruasi.


Di tahun 2014, dia berhasil ia berhasil menjalankan bisnis pembalut tersebut dengan lebih dari 2000 unit di seluruh India dengan lebih dari 21.000 karyawan perempuan. Dalam serangkaian proses tersebut dia menjadi juara pertama dalam ajang inovasi. Dia pun dianugerahi The Most 100 Influential people versi majalah Time. Lalu di tahun 2016 dianugerahi penghargaan oleh Presiden India saat itu, Pratibha Patil. Walau begitu dia sadar bahwa perjuangan dia masih panjang karena dari 500 juta populasi perempuan di India, hanya 12% persen yang menggunakan pembalut. 

LESSON LEARNED

Secara personal cerita yang diangkat dari film ini itu sungguh memberikan pengingat bahwa untuk mengubah sesuatu itu suatu proses yang tidak mudah, walaupun perubahan itu untuk diri sendiri. Begitu juga tentang inovasi, berikut apa yang saya pelajari dalam film ini


Dari sini pun saya sepakat pada hal yang saya pelajari dari sekolah bisnis, inovasi adalah penemuan (invention) + komersialisasi (commercialization). Artinya, sesuatu penemuan bisa dikatakan sebagai inovasi jika penemuan tersebut dapat dijual dan menguntungkan. Lalu apakah inovasi itu artinya harus melulu bicara uang atau material? Pernyataan ini pun masih kurang disetujui oleh banyak orang. Karena pernyataan “komersialisasi” berbau pragmatisme, dan berkesan materialistis. Dalam pendapat saya pribadi, saya setuju dengan definisi ini, karena komersialisasi menunjukkan bahwa inovasi tersebut memberikan nilai tambah (value added) sehingga orang bersedia mengeluarkan uang untuk memanfaatkan inovasi tersebut. Jika penemuan tersebut tidak ada yang mau membeli atau bersedia membayar, maka kamu perlu mempertanyakan apakah yakin inovasi yang telah dibuat tersebut benar-benar memberikan nilai tambah?

DISCLAIMER

Pada film ini ditunjukkan bahwa PAD MAN mempunyai pilihan antara menghentikan atau melanjutkan eksperimen yang dia lakukan. Kalau dia menghentikan eksperimen tersebut hubungan dia dengan sang istri dan keluarga akan baik-baik saja. Namun, dia dengan sadar memilih untuk melanjutkan eksperimen yang dia lakukan karena dia yakin bahwa apa yang dia lakukan ini benar dan dia yakin pada kemampuan diri jika bisa melakukannya. PAD MAN berfokus kepada keputusan yang dia pilih.  Dia telah berusaha dalam memperjuangkan takdir muallaq dia sendiri yang membuat dia menjadi orang berpengaruh. 

Jika aku mengutip dari pernyataan dari salah satu tokoh sejarah membekas di kepalaku yaitu terkait pergerakan bangsa zionis menjadi bangsa utama dunia dalam 50 tahun yaitu “If you will, there is no fairy tale”. Disini memang kalau kita memiliki mimpi, kita harus berjuang untuk meraih hal tersebut. Banyak kisah tokoh yang bercerita kalau kita ingin meraih mimpi ya memang harus ada usaha dan ini pun sudah diingatkan dalam kitab suci agama Islam.

Tulisan ini saya tulis untuk saya sendiri ketika saya ada di suatu waktu memiliki idealisme yang dalam keadaan sadar saat itu sudah memutuskan pilihan A tetapi masih tergoda dengan skenario what if B, C atau pilihan lainnya. Untuk diriku di masa depan, ingatlah, perubahan tidaklah mudah, itu butuh waktu, usaha dan tenaga. Kamu hanya perlu ambil jeda. Tidak apa kamu mengubah rencana karena pada hakikatnya manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Kalau kata seorang sahabat.

Tahu batasan, tapi tidak membatasi diri. Perluas kapasitas diri dan renggangkan batasan-batasan itu hingga mampu meraih segala solusi yang diperlukan”.